Sabtu, 11 Oktober 2014

Perusahaan Yang Sudah Menerapkan Etika Dalam Berbisnis

·         PT Garuda Indonesia

     Garuda Indonesia telah mengumandangkan 5 (lima) nilai-nilai Perusahaan, yaitu eFficient & effective; Loyalty; customer centricitY; Honesty & Openness dan Integrity yang disingkat menjadi "FLY HI" sejak tahun 2007, dilanjutkan dengan rumusan code of conduct yang diluncurkan pada tahun 2008. Tata nilai FLY HI dan etika Perusahaan merupakan soft structure dalam membangun Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
   Pada tahun 2011, perusahaan menetapkan etika bisnis dan etika kerja perusahaan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011.
     Etika bisnis dan etika kerja tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari pedoman perilaku (code of conduct) yang diterbitkan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No.JKTDZ/SKEP/50002/08 tanggal 14 Januari 2008 tentang Nilai-nilai Perusahan dan Pedoman Perilaku (code of conduct) Insan Garuda Indonesia. Penyempurnaan dilakukan berdasarkan umpan balik dari hasil proses implementasi internalisasi serta rekomendasi hasil GCG assessment tahun 2009. Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan merupakan himpunan perilaku-perilaku yang harus ditampilkan dan perilakuperilaku yang harus dihindari oleh setiap Insan Garuda Indonesia.
Etika dan perilaku tersebut dalam hubungannya dengan:
A.    Hubungan Sesama Insan Garuda.
B.     Hubungan dengan Pelanggan, Pemegang Saham dan Mitra Usaha serta Pesaing.
C.    Kepatuhan Dalam Bekerja, mencakup Transparansi Komunikasi dan Laporan Keuangan; Penanganan Benturan Kepentingan; Pengendalian Gratifikasi; Perlindungan Tehadap Aset Perusahaan dan Perlindungan Terhadap Rahasia Perusahaan.
D.    Tanggung jawab Kepada Masyarakat, Pemerintah dan Lingkungan.
E.    Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja mencakup: Pelaporan Pelanggaran; Sanksi Atas Pelanggaran; Sosialisasi dan Pakta Integritas.

     Tata nilai, etika bisnis dan etika kerja merupakan tanggung jawab seluruh Insan Garuda Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama Perusahaan dalam Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan serta sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011, ketetapan ketiga bahwa seluruh pegawai Perusahaan wajib memahmai, menerapkan dan melaksanakan Etika Bisnis dan Etika Kerja serta menandatangani "Pernyataan Pakta Integritas Kepatuhan Terhadap Etika Perusahaan."
      Internalisasi nilai-nilai dan etika Perusahaan dilakukan secara intensif melalui berbagai saluran komunikasi, pelatihan dan terintegrasi dengan sistem penilaian pegawai. Sosialisasi melalui saluran komunikasi internal perusahaan baik cetak maupun elektronik, tatap muka dan diskusi ke semua Unit Kerja baik di kantor Pusat maupun di Kantor Cabang serta melalui program pelatihan. Melalui proses sosialisasi, pada tahun 2011 ini jumlah pegawai yang telah menandatangani lembar komitmen kepatuhan terhadap etika Perusahaan telah mencapai 2.980 pegawai dari berbagai profesi dan unit kerja. Jumlah tersebut berarti sudah mencapai lebih dari separuh dari total pegawai Perusahaan. Perusahaan mengimplementasikan whistleblowing system sebagai alat manajemen untuk membantu penegakkan etika perusahaan. Melalui system ini diharapkan semua pemangku kepentingan mau melaporkan dugaan pelanggan etika yang dilakukan oleh oknum Pegawai Garuda.
    Etika bisnis dan etika kerja serta whistleblowing system disosialisasikan pula kepada Mitra Usaha sehingga dapat membantu proses penegakkan etika di perusahaan serta bersama-sama menciptakan lingkungan bisnis yang bersih dan bermartabat. Tata nilai "FLY HI" dan etika Perusahaan merupakan soft structure untuk membangun Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

Manfaat Perusahaan Dalam Menerapkan Etika Bisnis

Etika bisnis di butuhkan karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan perusahaan untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :

1.     Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2.      Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
3.      Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
4.      Akan meningkatkan keunggulan bersaing.

Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling. berharga bagiperusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.

Adapun manfaat perusahaan dalam menerapkan etika bisnis. Yaitu:
a)      Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut.
b)      Citra perusahaan di mata konsumen baik. Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan.
c)      Meningkatkan motivasi pekerja. Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan.
d)     Keuntungan perusahaan dapat di peroleh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

Contoh Bisnis Yang Tidak Beretika


Penipuan Klinik Metropole, dari Dokter Asing Hingga Dipaksa Operasi
Seorang pasien membuka pengalaman buruknya dipaksa operasi kista

Kamis, 18 September 2014, 08:20    Dwifantya Aquina

VIVAnews - Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah mencabut izin praktik Klinik Metropole yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Selatan, Jakarta Barat, sejak akhir Agustus lalu. Klinik Metropole ditutup bukan hanya karena melanggar izin praktik, namun juga mengabaikan peringatan keras Dinkes DKI.

Alih-alih berizin sebagai klinik pratama yang hanya melayani dokter umum dan dokter gigi umum, Klinik Metropole justru menipu para pasiennya dengan memberi pelayanan rawat inap hingga operasi. Bahkan, di klinik ini mempekerjakan tenaga dokter asing yang tak berizin.

Penipuan Klinik Metropole yang awalnya bernama Metropole Hospital ini terungkap berkat testimoni seorang pasien yang diunggah ke sebuah forum di media sosial. Dengan menggunakan akun Singlebreath, pasien tersebut menjabarkan pelayanan-pelayanan Klinik Metropole yang mencurigakan hingga dugaan malpraktik yang dialaminya.

Singlebreath memulai ceritanya dengan keluhan kesehatan wanita yang dialaminya. Iklan Klinik Metropole yang beredar luas di internet, termasuk media sosial Facebook, membuat ia tertarik untuk memeriksakan kesehatannya ke sana.

"Kebetulan di websitenya www.metropolehospital.com lagi ada promo (saat ini websitenya sudah diganti jadi www.klinikmetropole.com dan www.6911921.com silahkan jika agan iseng-iseng mau konsultasi online gratis, ada livechat-nya ), dan websitenya juga meyakinkan. Kemudian datanglah ane kesana, alamatnya di Jalan Pintu Besar Selatan deket glodok, gan. Ane sebelumnya bayangin, yangg namanya hospital biasanya besar, tapi pas kesana ternyata kayak ruko gitu gan, mungkin sekitar 2 ruko yang digabung, terus sekitar ada 3 apa 4 lantai gitu," tuturnya.

Di sana, ia pun kemudian diperiksa oleh dokter bernama Sung, seorang perempuan yang mengaku berasal dari Singapura. Dokter Sung tak bisa berbahasa Inggris maupun Indonesia, melainkan bahasa China. Sehingga dokter tersebut didampingi seorang penerjemah yang mengenakan pakaian suster.

Awalnya, Singlebreath kagum, hasil tesnya keluar begitu cepat, kurang dari setengah jam. Namun, betapa terkejutnya dia saat divonis terkena penyakit kista dan harus dioperasi saat itu juga.

"Syok banget ane dengernya gan. Berdasarkan vonis itu, ane disuruh untuk terapi disitu sebanyak 10x, tapi berhubung mau lebaran ane ga bisa, dikorting jadi 7x. Lalu ane setuju, soalnya ane udah takut karena ditakut-takuti kalau ga diobatin bakal jadi mandul atau malah kanker. Disitu ane ga dikasih tau harganya berapa, ane langsung diboyong ke kasir dan disuruh bayar hampir 5juta untuk terapi, kebetulan waktu itu ane lagi ada uang segitu jadi ane bayar. Dokternya bilang untuk langsung mulai terapi hari itu juga, dan ane disuruh ke ruang terapi, si dokternya juga katanya mau dampingin saat terapi. Disitu terapinya dibersihkan kemudian diuap dan ada sinar lasernya (katanya). Ga ada disuruh minum obat atau apa, disitu obatnya udah dalam bentuk infus katanya. Selesai terapi itu, ane dibawa lagi ke ruang dokter, trus dokter bilang harus operasi hari itu juga gan!"

Meski sudah menolak habis-habisan, ia tetap dipaksa untuk operasi dengan dalih alasan medis. Ia pun sudah kehabisan uang, namun tetap dipaksa membayar uang muka tindakan operasi. Ia mulai curiga, namun apa daya uang sudah keluar.

Singkat cerita, Singlebreath memutuskan tidak melanjutkan perawatan medis di Klinik Metropole setelah melihat beberapa testimoni buruk di internet terkait pelayanan medis di sana. Meskipun, ia sudah terlanjur menjalani operasi di klinik yang terletak dekat dengan Glodok itu. Apalagi saat ia meminta bertemu dengan Dokter Sung untuk meminta stempel dengan nomor surat izin praktik, pihak klinik selalu berkilah.

"Akhirnya ane mutusin ga bakal mau kesana lagi, dan lanjutin pengobatan di rs yang dokternya udah jelas. Setelah sampe rumah sakit yang baru dan dicek sama dokternya, sama sekali ga ada kista dan cairan pelvix. Dokternya kaget gan, bekas operasi tadi itu kayak korengan gitu. Dan langsung ditangani oleh dokter tersebut. Itu juga dokternya belum tau koreng itu emang bawaan ane atau emang gara2 operasi. Tapi ane ngerasa sehat2 aja sih gan, ga ada keluhan apa2 masa bisa korengan kayak gitu. Nah sekarang ane lagi lanjutin tuh pengobatan di dokter yang beneran, gan. Doain sembuh total ya gan."

Terkait penipuan yang dilakukan Klinik Metropole ini, Kepala Dinkes DKI Jakarta Dien Emmawati mengatakan, hal tersebut sudah masuk ke ranah kriminal. Sehingga harus ada pihak yang melaporkan ke pihak yang berwajib.

"Tanggung jawab saya itu menutup dan mencabut izin Klinik Metropole. Dan itu sudah saya lakukan. Pemilik klinik sudah setuju izinnya dicabut. Kalau masih praktik, kami akan turunkan Satpol PP. Saya sudah bicara dengan Pak Wagub mengenai masalah ini, banyak juga saya terima keluhan," katanya kepada VIVAnews. (one)


Komentar : Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran, perusahaanpun berani untuk mengambil tindakan penipuan untuk mendapatkan uang. Mengenyampingkan aspek kesehatan konsumen dengan memberikan diagnosa palsu dan memaksa pasien untuk operasi. Terlepas dari kebenaran Klinik Metropole yang ada di Jakarta Barat tersebut melakukan malapraktik atau tidak, bahwa dari tahun ke tahun masih banyak keluhan masyarakat akan adanya malapraktik. Ini menunjukkan pengawasan kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih lemah. Karena itu pengawasan Kemenkes atas dunia praktik kedokteran, izin pendirian klinik, dan lainnya mutlak perlu ditingkatkan.