Rabu, 12 Maret 2014

Berfikir Deduktif


PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Penalaran adalah sebagian hasil dari cara berfikir kita, studi-studi penalaran biasanya berrhubungan dengan logika. Studi mengenai panalaran berkaitan erat dengan bagaimana manusia mencapai kesimpulan-kesimpulan tertentu baik dari premis  langsung maupun tidak langsung. Penalaran dan pemecahan masalah biasanya adalah topik-topik yang sangat erat hubungannya dengan aspek-aspek yang secara umum berhubungan dengan berpikir. Titik berat penalaran adalah bagaimana seseorang menarik suatu kesimpulan, dan mengevaluasi apakah kesimpulan yang ia tarik itu benar atau salah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif..
Kedua penalaran tersebut di atas (penalaran deduktif dan induktif), seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud dengan penalaran?
2.      Apakah yang dimaksud dengan penalaran deduktif?
3.      Apakah yang dimaksud dengan silogisme?
4.      Apa saja jenis – jenis silogisme, jelaskan ?

1.3 Tujuan

Untuk dapat memahami maksud dari salah satu penalaran yaitu penalaran deduktif. Serta untuk lebih memahami jenis jenis silogisme dan aturan silogisme.


PEMBAHASAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Penalaran ada dua jenis yaitu : penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Deduktif berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduktif adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan.
Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Aturan silogisme

1.      Silogisme terdiri dari tiga proposisi : premis mayor, minor dan kesimpulan
2.      Dalam ketiga proposisi terdapat 3 term : term mayor yang merupakan predikat dari konklusi, term minor yang merupakan subjek dari konklusi, term tengah yang menghubungkan premis mayor dan minor
3.      Setiap term dalam kesimpulan harus tersebar dan disebut dalam premisnya.
4.      Bila salah satu premis bersifat universal dan yang lain bersifat partikular, maka konklusinya bersifat partikular
5.      Dari dua jenis premis universal, konklusi darus bersifat universal
6.      Jika soligisme mengandung premis positif dan sebuah premis negatif, maka konklusinya negatif
7.      Dari sebuah premis negatif tidak dapat ditarik kesimpulan
8.      Dari dua premis yang bersifat partikular, tidak dapat ditarik kesimpulan yang salah.

Jenis-jenis Silogisme
·         Silogisme Kategorial
·         Silogisme Hipotetik
·         Silogisme Alternatif
·         Entimen

Ø  Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial.
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor/ Premis Umum)
Akasia adalah tumbuhan. (Premis Minor / Premis Khusus)
Akasia membutuhkan air. (Konklusi / Kesimpulan)

Ø  Silogisme Hipotetik 
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Contoh:
Jika hujan saya naik becak. (Premis Mayor/ Premis Umum)
Sekarang hujan. (Premis Minor / Premis Khusus)
Saya naik becak. (Konklusi / Kesimpulan)

Ø  Silogisme Alternatif 
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor. (Premis Mayor/ Premis Umum)
Nenek Sumi berada di Bandung. (Premis Minor / Premis Khusus)
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor. (Konklusi / Kesimpulan)

Ø  Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh entimen:
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu. (Premis Minor / Premis Khusus)
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya. (Konklusi / Kesimpulan)


PENUTUP

Kesimpulan

Penalaran merupakan cara berfikir sehingga menghasilkan suatu penyimpulan, konsep dan pengertian. Dalam penalaran itu juga dikenal proposisi sebagai proses penyimpulan yang terdiri dari dasar penyimpulan (premis) dan hasil kesimpulan (konklusi). Penalaran dibagi dua jenis yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Deduktif adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Jenis-jenis silogisme yaitu : Silogisme Kategorial, Silogisme Hipotetik, Silogisme Alternatif, dan Entimen.


DAFTAR PUSTAKA




SOAL!!

1.      Deduktif berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti adalah?
a.      Kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum*
b.      Penyataan dalam arti khusus
c.       Kesimpulan yang benar
d.      Kesimpulan dari keadaan-keadaan khusus
2.      Dalam aturan silogisme terdiri dari tiga proposisi yaitu, kecuali …
a.       Kesimpulan
b.      Pemis mayor
c.       Efidensi*
d.      Premis minor
3.      Yang merupakan subjek dari kesimimpulan/konklusi adalah …
a.      Term minor*
b.      Term mayor
c.       Term tengah
d.      Middle term
4.      Jika hujan saya naik becak. (Premis Mayor/ Premis Umum)
            Sekarang hujan. (Premis Minor / Premis Khusus)
            Saya naik becak. (Konklusi / Kesimpulan)
Kalimat-kalimat diatas merupakan contoh dari silogisme ?
a.       Silogisme alternative
b.      Silogisme hipotetik*
c.       Entinem
d.      Silogisme kategorik
5.      Dibawah ini yang bukan jenis – jenis silogisme adalah …
a.       Silogisme alternative
b.      Silogisme hipotetik
c.       Entinem
d.      Inferensi*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar